Ogoday.com - Nggak ada yang tahu kapan cinta itu datang. Atau, tak ada yang tahu juga bagaimana cara cinta tersebut hadir. Yang kita tahu, jika memang sudah takdirnya, sesulit apapun jalan yang harus ditempuh, cinta akan datang di waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat pula.
Meski berujung indah dan membuat kita melayang bahagia, kadang cinta melewati jalan yang berliku. Hinggap terlebih dulu di orang yang salah, melewati jalanan yang terjal dan menyakitkan, sampai akhirnya menemukan kebahagiaannya sendiri.
Morgan Grant (Allison Williams) harus melewati itu semua sebelum akhirnya ia bersama dengan orang yang ia cintai dan mencintainya lebih besar. Rasa sedih dan sakit hatinya selama bertahun-tahun seolah terbayar lunas. Kini, ia hanya perlu menjalaninya dengan bahagia dan tanpa penyesalan sedikit pun.
Sinopsis 'Regretting You' (2025)
Hidup Morgan terlihat begitu sempurna. Ia memiliki suami yang mapan dan anak yang cantik. Rumah di sebuah kota kecil yang asri, membuat hidupnya semakin tak ada cela. Oh ya, jangan lupakan Jenny Davidson (Willa Fitzgerald), adik Morgan yang sama cantiknya. Jenny baru saja memiliki seorang anak yang menggemaskan bersama pasangannya yang sudah dipacarinya sejak SMA, Jonah Sullivan (Dave Franco).
Kehidupan Morgan yang sempurna kemudian berubah saat Jenny dan suaminya Chris Grant (Scott Eastwood) ditemukan meninggal dunia karena sebuah kecelakaan dahsyat. Banyak hal janggal yang memenuhi kepala Morgan.
Pertama, bagaimana bisa Jenny dan Chris berada di satu mobil yang sama padahal keduanya mengaku sedang bekerja di kantor masing-masing sebelum kecelakaan terjadi. Kedua, kecurigaan Morgan akan perselingkuhan Jenny dan Chris yang mulai tercium sejak lama namun ia begitu naif untuk mengakuinya. Dan ketiga, Morgan jadi curiga apakah benar jika keponakannya itu anak Jenny dan Jonah, bukannya anak Jenny bersama Chris?
Semua pertanyaan itu berkecamuk bak benang kusut di kepala Morgan. Seolah tak cukup, masalah lain datang saat Clara Grant (Mckenna Grace) tak mempercayainya sebagai ibunya dan malah terus membela Jenny dan Chris. Apa yang harus dilakukan Morgan di tengah semua kemelut ini?
Tentang Film Regretting You
| Movie Title | Regretting You |
|---|---|
| Rating | 3.5/5 |
| Country | Germany, United States |
| Director | Josh Boone |
| Producer | Robert Kulzer, Brunson Green, Anna Todd, Flavia Viotti |
| Writer | Susan McMartin |
| Age Rating | D 17+ |
| Genre | Drama |
| Duration (minute) | 116 Minutes |
| Movie/Film Release Date | 30 Oktober |
| Movie/Film Release Year | 2025 |
| Theme | Romance |
| Production House | Constantin Film, Paramount Pictures |
| Where to Watch | CGV Cinemas, XXI Cinemas |
| Cast | Allison Williams, Mckenna Grace, Dave Franco, Mason Thames, Scott Eastwood, Willa Fitzgerald |
| Trailer Release Date | 5 Agustus 2025 |
Trailer 'Regretting You' (2025)
Saat cinta, rahasia, dan luka lama saling bertabrakan
Film ini berangkat dari sebuah fondasi cerita yang sederhana: keluarga yang tampak harmonis berubah sepenuhnya setelah sebuah rahasia besar terungkap. Dari sini, penonton dibawa menyaksikan keberanian, ketakutan, dan ketidakpastian yang menyelimuti para karakter. Tidak ada dramatisasi yang berlebihan, justru kesederhanaannya yang membuat emosi dalam film terasa nyata dan mengena.
Yang membuat Regretting You begitu menyentuh adalah bagaimana film ini tidak terburu-buru dalam membangun konflik. Kita diberi ruang untuk memahami setiap karakter. Mulai dari mengetahui apa yang mereka cintai, apa yang mereka takutkan, dan apa yang mereka perjuangkan. Pendekatan ini membuat konflik yang muncul terasa jauh lebih menyakitkan dan bisa dimengerti.
Film ini mengingatkan kita bahwa cinta tidak selalu hadir dalam bentuk yang indah, rapi, dan mudah. Ada cinta yang datang terlambat, cinta yang muncul di waktu yang salah, dan cinta yang bertahan meski dipenuhi luka. Film ini mencoba menggambarkan bahwa bagaimana cara kita menyikapi cinta, itulah yang menentukan ke mana hidup akan bergerak.
Kisah ibu-anak sebagai pusat emosi dari keseluruhan film
Salah satu kekuatan terbesar film ini adalah hubungan antara Morgan (Allison Williams) dan putrinya Clara (Mckenna Grace). Di balik pertengkaran, kebingungan, dan jarak emosional yang tercipta akibat rasa sakit, keduanya sebenarnya tengah mencari cara untuk tetap saling mencintai dan memahami satu sama lain.
Konflik antara ibu dan anak dalam film ini terasa begitu nyata. Bukan karena mereka tidak saling sayang, tetapi karena mereka sama-sama terluka. Clara merasa kehilangan arah dan marah terhadap ibunya, sementara Morgan berusaha tetap tegar meski seluruh dunianya runtuh. Penonton diajak merasakan bagaimana cinta keluarga bisa terasa menyakitkan namun juga menjadi satu-satunya pelindung yang tersisa.
Hubungan ibu-anak ini menjadi benang merah dari cerita, bahwa terkadang kita lebih mudah memaafkan orang lain daripada mengerti orang yang paling dekat dengan kita.
Transformasi akting Mckenna Grace dan Mason Thames
Mckenna Grace dan Mason Thames menunjukkan perkembangan akting yang luar biasa. Dikenal sebagai aktor cilik yang selalu tampil memikat, kini mereka membawa karakter remaja yang penuh gairah, cinta pertama, dan patah hati yang sangat manusiawi. Meski adegan-adegan romantis mereka terasa intens dan bahkan berlebihan di beberapa bagian, chemistry keduanya terasa alami dan penuh kehidupan.
Roller coaster emosi dari sosok Morgan Grant
Sementara itu, Allison Williams tampil sebagai pusat emosional film. Ia membawa Morgan dengan lapisan emosi yang kompleks, marah, hancur, sedih, bimbang, hingga akhirnya berdamai dengan kisah hidupnya. Perjalanan emosinya ibarat roller coaster yang membuat penonton tak bisa memalingkan pandangan.
Tak lupa, karakter pendukung yang hadir dalam film ini juga memberi warna yang memperkuat dinamika cerita. Tidak berlebihan, tidak mendominasi, semua pas pada porsinya.
Alur lambat dengan klimaks yang bikin terhenyak
Pacing film ini memang cenderung lambat di awal, dan mungkin tidak semua penonton akan menikmati tempo tersebut. Namun, justru di situlah keindahannya. Film ini memberi kita waktu untuk menyerap suasana, menatap adegan-adegan penuh makna, dan merasakan beban emosional yang nyaris tak terucap.
Setelah masuk ke pertengahan cerita, konflik mulai terurai dan drama mencapai puncaknya. Semua kejadian yang sejak awal dirangkai pelan-pelan akhirnya menemukan klimaks yang memuaskan. Setiap air mata dan keheningan memiliki makna.
Film ini seperti perjalanan penyembuhan: tidak tergesa-gesa, penuh luka, tetapi perlahan membawa kita menuju titik lepas yang akhirnya terasa menenangkan.
Tentang cinta yang datang di waktu yang salah, tapi tak pernah menyesalinya
Regretting You mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita mencintai seseorang, dan bagaimana rasa cinta itu bisa menyakiti, menyelamatkan, atau bahkan menuntun kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Cinta dalam film ini tidak sederhana. Ia datang dengan bentuk-bentuk yang membingungkan: cinta yang disembunyikan, cinta yang dikhianati, cinta yang dipaksakan, dan cinta yang perlahan tumbuh kembali.
Ada banyak pelajaran tentang hubungan yang bisa kita ambil dari film ini. Bahwa tidak semua hubungan berjalan mulus. Bahwa kita boleh terluka, boleh marah, boleh kecewa. Tapi pada akhirnya, cara kita memilih untuk bergerak maju adalah yang paling penting.
Film ini ditutup dengan nada penuh harapan, bahwa meski cinta bisa datang dalam bentuk yang menyakitkan, selalu ada ruang untuk memulai ulang dan tak perlu menyesali apa yang pernah kita lalui.
Tidak ada komentar